Rabu, 16 Maret 2016

PROSEDUR MANAJEMEN KELAS


Guru merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan proses pembelajaran, sementara itu manajemen kelas merupakan salah satu aspek dari pengelolaan proses pembelajaran yang paling rumit tetapi menarik perhatian. Rumit, karena manajemen kelas itu memerlukan berbagai kriteria keterampilan, pengalaman, bahkan kepribadian serta sikap dan nilai seorang guru. Dua guru yang sama-sama pandai dan berpengalaman tetapi berbeda dalam kepribadian, sikap dan nilai termasuk cara menyikapi subjek didik akan lain situasi belajarnya yang dihasilkan oleh kedua orang guru tadi. Disinilah letaknya seni dalam mengelola proses pembelajaran.
Manajemen kelas, dikatakan menarik, karena selain memerlukan kemampuan pribadi serta ketekunan menghadapinya disatu sisi, di sisi lain calon guru, guru, dan guru yang berpengalaman sekalipun akan bergelut dengan manajemen kelas agar terselenggara proses pembelajaran yang efektif demi tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru mempunyai peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan manajemen kelas maupun manajemen pembelajaran. Penciptaan sistem lingkungan yang merangsang anak untuk belajar sangat diperlukan karena hanya dengan situasi belajar seperti itulah tujuan akan tercapai.
Berdasar penjelasan tersebut di atas, mengisyaratkan bahwa guru harus memiliki kemampuan profesional termasuk kemampuan memanajemeni kelas. Untuk memiliki kemampuan manajemen kelas guru antara lain harus memahami prosedur dan rancangan prosedur manajemen kelas.
Manajemen kelas merupakan suatu tindakan yang menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang berusaha menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Apabila seorang guru melakukan kegiatan manajemen kelas dengan atau melalui langkah-langkah tertentu, berarti guru tersebut sudah melakukan kegiatan manajemen kelas berdasar prosedur manajemen kelas. Prosedur manajemen kelas adalah serangkaian langkah kegiatan manajemen kelas yang dilakukan bagi terciptanya kondisi optimal serta mempertahankan kondisi optimal tersebut supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Serangkaian langkah kegiatan manajemen kelas mengacu kepada: 1) tindakan pencegahan (preventif) dengan tujuan menciptakan kondisi pembelajaran yang menguntungkan, dan 2) tindakan korektif yang merupakan tindakan koreksi terhadap tingkah laku menyimpang yang dapat menggangu kondisi optimal dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Mengacu kepada buah tindakan dalam kegiatan manajemen kelas yaitu tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan penyembuhan (kuratif) maka tindakan manajemen kelas juga dapat menjurus kepada tindakan manajemen dimensi pencegahan dan tindakan manajemen dimensi kuratif.
a.       Dimensi pencegahan (preventif)
Merupakan tindakan guru dalam mengatur peserta didik dan peralatan serta format pembelajaran yang tepat sehingga menumbuhkan kondisi yang menguntungkan bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Maka prosedur pencegahannya merupakan langkah-langkah yang harus diambil oleh guru dalam rangka mengatur peserta didik dan format pembelajaran yang tepat yang mendukung berlangsungnya proses pembelajaran.
Langkah-langkah pencegahannya sebagai berikut:
1)      Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
Langkah  peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan langkah yang strategis dan mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Indikasinya adalah kesadaran diri sebagai guru akan tampak pada sikap guru yang demokratis, sikap yang stabil, kepribadian yang harmonis, dan berwibawa. Penampakan sikap seperti itu akan menumbuhkan respon dan tanggapan positif dari para peserta didik.
2)      Peningkatan kesadaran peserta didik
Interaksi positif antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi apabila dua kesadaran, kesadaran guru dan peserta didik bertemu. Kurangnya kesadaran peserta didik akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah tersinggung, yang pada gilirannya memungkinkan peserta didik melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji yang dapat mengganggu kondisi optimal dalam rangka pembelajaran. Untuk meningkatkan kesadaran peserta didik, maka kepada mereka perlu dilaksanakan hal-hal berikut: 1) memberitahukan akan hak dan kewajiban sebagai peserta didik, 2) memperhatikan kebutuhan, keinginan, dan dorongan para peserta didik, 3) menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati, dan rasa keterbukaan antara guru dan para peserta didik.
3)      Sikap polos dan tulus dari guru
Peran sangat besar dan berpengaruh dalam menciptakan kondisi optimal proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap para peserta didik. Sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-pura bersikap dan bertindak apa adanya. Sikap dan tindak laku seperti itu sangat membantu dalam memanajemeni kelas. Guru dengan sikap dan kepribadiannya sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku, cara menyikapi, dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon atau diberikan reaksi oleh para peserta didik. Kalau stimulus itu positif maka respon atau reaksinya juga positif. Sebaliknya kalau stimulus itu negatif maka respon atau reaksi yang akan muncul adalah negatif. Sikap hangat, terbuka, mau mendengarkan harapan dan atau keluhan para siswa, akrab dengan guru akan membuka kemungkinan terjadinya interaksi dan komunikasi wajar antara guru dan peserta didik.
4)      Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan
Untuk mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan, langkah ini menuntut guru: 1) melakukan identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku peserta didik yang sifatnya individual maupun kelompok tersebut termasuk penyimpanganyang disenaja dilakukan peserta didik yang hanya sekedar untuk menarik perhatian guru atau teman-temannya. 2) mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas. Guru hendaknya berusaha menggunakan pendekatan manajemen kelas yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu situasi atau menggantinya dengan pendekatan yang dipilihnya, 3) mempelajari pengalaman guru-guru lainnya yang gagal atau berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif yang bervariasi dalam menangani berbagai problema manajemen kelas.
5)      Menciptakan kontrak sosial
Penciptaaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan “standar tingkah laku” yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan peserta didik. Pemenuhan kebutuhan tersebut sifanya individual maupun kelompok dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah. Standar tingkah laku ini dibentuk melalui kontrak sosial antara sekolah/guru dan peserta didik. Norma atau nilai yang turunnya dari atas dan tidak dari bawah, jadi sepihak, maka akan terjadi bahwa norma itu kurang dihormati dan ditaati. Oleh sebab itu, dalam rangka memanajemeni kelas norma berupa kontrak social (daftar aturan = tata tertib) dengan sanksinya yang mengatur kehidupan dalam kelas, perumusannya harus dibicarakan atau disetujui oleh guru dan peserta didik. Kebiasaan yang terjadi dewasa ini bahwa aturan-aturan sebagai standar tingkah laku berasal dari atas (sekolah/guru). Para peserta didik dalam hal ini hanya menerima saja apa yang ada. Mereka tidak memiliki pilihan lain untuk menolaknya. Konsekuensi terhadap kondisi demikian akan memungkinkan timbulnya persoalan-persoalan dalam manajemen kelas karena para peserta didik tidak merasa turut membuat serta memeiliki peraturan sekolah yang sudah ada tersebut.
b.      Dimensi kuratif
Merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang yang sudah terlanjur terjadi agar penyimpangan itu tudak berlarut-larut. Guru berusaha untuk menumbuhkan kesadaran akan penyimpangan yang dibuat dan akhirnya akan menimbulkan kesadaran dan tanggung jawab untuk memperbaiki diri melalui kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dapat dipertanggung jawabkan.
Langkah-langkah prosedur dimensi penyembuhan adalah:
  1. Mengidentifikasi masalah
Guru, pada langkah ini melakukan kegiatan untuk mengenal atau mengetahui masalah-masalah manajemen kelas yang timbul dalam kelas. Berdasar masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis-jenis penyimapangan sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.
  1. Menganalisis masalah
Guru, pada langkah ini berusaha menganalisis penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang dan sumber-sumber dari penyimpangan itu. Setelah diketemukan hal-hal yang berkaitan dengan penyimpangan tersebut guru kemudian melanjutkan usahanya yaitu menentukan alternatif-alternatif penanggulangan atau penyembuhan penyimpangan itu.
  1. Menilai alternative-alternatif pemecahan
Guru, pada langkah ini adalah menilai dan memilih alternative pemecahan masalah berdasar sejumlah alternative yang telah tersusun. Memilih dalam arti menentukan alternative mana yang paling tepat auntuk menanggulangi penyimpangan peserta didik tersebut. Sesudah terpilih alternative pemecahan yang dianggap tepat, selanjutnya guru melaksanakan alternative pemecahan itu.
  1. Mendapatkan balikan
Guru, pada langkah ini yang didahului dengan langkah monitoring, melakukan kegiatan kilas balik. Kegiatan kilas balik ini dimaksudkan untuk menilai keampuhan pelaksanaan dari alternative pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan kilas balik dapat dilaksanakan dengan mengadakan pertemuan dengan para peserta didik.dalam pertemuan tersebut perlu dijelaskan: maksud pertemuan dan manfaat pertemuan. Maksud pertemuan perlu dijelaskan oleh guru sehingga peserta didik mengetahui serta mengajari bahwa pertemuan diusahakan dengan penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan, baik untuk peserta didik maupun sekolah. Manfaat pertemuan juga perlu dijelaskan karena dengan mengetahui kemanfaatan pertemuan tersebut para peserta didik akan mengikuti pertemuan itu dengan baik. Selain itu, perlu disikapi pengendalian perilaku guru dalam pertemuan tersebut. Tunjukkan kepada para peserta didik bahwa guru bukanlah orang sempurna atau tidak bebas dari kekurangan dan kelemahan. Sehingga antara guru dan peserta didik diperoleh kesadaran untuk bersama-sama belajar saling memperbaiki dan saling mengingatkan, yang semuanya itu untuk kepentingan bersama.informasi yang diperoleh dari balikan ini merupakan bahan yang sangat berguna untuk menilai program, dan akhirnya merupakan dasar melakukan perbaikan program.

0 komentar:

Posting Komentar