Guru
merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan proses pembelajaran, sementara
itu manajemen kelas merupakan salah satu aspek dari pengelolaan proses
pembelajaran yang paling rumit tetapi menarik perhatian. Rumit, karena
manajemen kelas itu memerlukan berbagai kriteria keterampilan, pengalaman,
bahkan kepribadian serta sikap dan nilai seorang guru. Dua guru yang sama-sama
pandai dan berpengalaman tetapi berbeda dalam kepribadian, sikap dan nilai
termasuk cara menyikapi subjek didik akan lain situasi belajarnya yang
dihasilkan oleh kedua orang guru tadi. Disinilah letaknya seni dalam mengelola
proses pembelajaran.
Manajemen
kelas, dikatakan menarik, karena selain memerlukan kemampuan pribadi serta
ketekunan menghadapinya disatu sisi, di sisi lain calon guru, guru, dan guru
yang berpengalaman sekalipun akan bergelut dengan manajemen kelas agar
terselenggara proses pembelajaran yang efektif demi tercapainya tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, guru mempunyai peranan yang besar dalam
menentukan keberhasilan manajemen kelas maupun manajemen pembelajaran. Penciptaan
sistem lingkungan yang merangsang anak untuk belajar sangat diperlukan karena
hanya dengan situasi belajar seperti itulah tujuan akan tercapai.
Berdasar
penjelasan tersebut di atas, mengisyaratkan bahwa guru harus memiliki kemampuan
profesional termasuk kemampuan memanajemeni kelas. Untuk memiliki kemampuan
manajemen kelas guru antara lain harus memahami prosedur dan rancangan prosedur
manajemen kelas.
Manajemen
kelas merupakan suatu tindakan yang menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang
berusaha menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
proses pembelajaran yang efektif. Apabila seorang guru melakukan kegiatan
manajemen kelas dengan atau melalui langkah-langkah tertentu, berarti guru
tersebut sudah melakukan kegiatan manajemen kelas berdasar prosedur manajemen
kelas. Prosedur manajemen kelas adalah serangkaian langkah kegiatan manajemen
kelas yang dilakukan bagi terciptanya kondisi optimal serta mempertahankan
kondisi optimal tersebut supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif dan efisien.
Serangkaian
langkah kegiatan manajemen kelas mengacu kepada: 1) tindakan pencegahan
(preventif) dengan tujuan menciptakan kondisi pembelajaran yang menguntungkan,
dan 2) tindakan korektif yang merupakan tindakan koreksi terhadap tingkah laku
menyimpang yang dapat menggangu kondisi optimal dari proses pembelajaran yang
sedang berlangsung.
Mengacu
kepada buah tindakan dalam kegiatan manajemen kelas yaitu tindakan pencegahan
(preventif) dan tindakan penyembuhan (kuratif) maka tindakan manajemen kelas
juga dapat menjurus kepada tindakan manajemen dimensi pencegahan dan tindakan
manajemen dimensi kuratif.
a.
Dimensi pencegahan (preventif)
Merupakan tindakan guru dalam mengatur peserta didik dan
peralatan serta format pembelajaran yang tepat sehingga menumbuhkan kondisi
yang menguntungkan bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien. Maka prosedur pencegahannya merupakan langkah-langkah yang harus
diambil oleh guru dalam rangka mengatur peserta didik dan format pembelajaran
yang tepat yang mendukung berlangsungnya proses pembelajaran.
Langkah-langkah pencegahannya
sebagai berikut:
1)
Peningkatan kesadaran diri
sebagai guru
Langkah
peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan langkah yang strategis
dan mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa
tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam
melaksanakan tugasnya. Indikasinya adalah kesadaran diri sebagai guru akan
tampak pada sikap guru yang demokratis, sikap yang stabil, kepribadian yang
harmonis, dan berwibawa. Penampakan sikap seperti itu akan menumbuhkan respon
dan tanggapan positif dari para peserta didik.
2)
Peningkatan kesadaran peserta
didik
Interaksi positif antara guru dan peserta didik dalam
proses pembelajaran terjadi apabila dua kesadaran, kesadaran guru dan peserta
didik bertemu. Kurangnya kesadaran peserta didik akan menumbuhkan sikap suka
marah, mudah tersinggung, yang pada gilirannya memungkinkan peserta didik
melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji yang dapat mengganggu kondisi
optimal dalam rangka pembelajaran. Untuk meningkatkan kesadaran peserta didik,
maka kepada mereka perlu dilaksanakan hal-hal berikut: 1) memberitahukan akan
hak dan kewajiban sebagai peserta didik, 2) memperhatikan kebutuhan, keinginan,
dan dorongan para peserta didik, 3) menciptakan suasana saling pengertian,
saling menghormati, dan rasa keterbukaan antara guru dan para peserta didik.
3)
Sikap polos dan tulus dari guru
Peran sangat besar dan
berpengaruh dalam menciptakan kondisi optimal proses pembelajaran. Oleh karena
itu, guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap para peserta didik. Sikap
ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh
berpura-pura bersikap dan bertindak apa adanya. Sikap dan tindak laku seperti
itu sangat membantu dalam memanajemeni kelas. Guru dengan sikap dan
kepribadiannya sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku,
cara menyikapi, dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon atau
diberikan reaksi oleh para peserta didik. Kalau stimulus itu positif maka
respon atau reaksinya juga positif. Sebaliknya kalau stimulus itu negatif maka
respon atau reaksi yang akan muncul adalah negatif. Sikap hangat, terbuka, mau
mendengarkan harapan dan atau keluhan para siswa, akrab dengan guru akan
membuka kemungkinan terjadinya interaksi dan komunikasi wajar antara guru dan
peserta didik.
4)
Mengenal dan menemukan
alternatif pengelolaan
Untuk mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan,
langkah ini menuntut guru: 1) melakukan identifikasi berbagai penyimpangan
tingkah laku peserta didik yang sifatnya individual maupun kelompok tersebut
termasuk penyimpanganyang disenaja dilakukan peserta didik yang hanya sekedar
untuk menarik perhatian guru atau teman-temannya. 2) mengenal berbagai
pendekatan dalam manajemen kelas. Guru hendaknya berusaha menggunakan
pendekatan manajemen kelas yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu situasi
atau menggantinya dengan pendekatan yang dipilihnya, 3) mempelajari pengalaman
guru-guru lainnya yang gagal atau berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif
yang bervariasi dalam menangani berbagai problema manajemen kelas.
5)
Menciptakan kontrak sosial
Penciptaaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan
dengan “standar tingkah laku” yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang
fasilitas beserta keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan peserta didik.
Pemenuhan kebutuhan tersebut sifanya individual maupun kelompok dan memenuhi
tuntutan dan kebutuhan sekolah. Standar tingkah laku ini dibentuk melalui kontrak sosial antara
sekolah/guru dan peserta didik. Norma atau nilai yang turunnya dari atas dan
tidak dari bawah, jadi sepihak, maka akan terjadi bahwa norma itu kurang
dihormati dan ditaati. Oleh sebab itu, dalam rangka memanajemeni kelas norma
berupa kontrak social (daftar aturan = tata tertib) dengan sanksinya yang
mengatur kehidupan dalam kelas, perumusannya harus dibicarakan atau disetujui
oleh guru dan peserta didik. Kebiasaan yang terjadi dewasa ini bahwa
aturan-aturan sebagai standar tingkah laku berasal dari atas (sekolah/guru). Para peserta didik dalam hal ini hanya menerima
saja apa yang ada. Mereka tidak memiliki pilihan lain untuk menolaknya.
Konsekuensi terhadap kondisi demikian akan memungkinkan timbulnya
persoalan-persoalan dalam manajemen kelas karena para peserta didik tidak
merasa turut membuat serta memeiliki peraturan sekolah yang sudah ada tersebut.
b. Dimensi kuratif
Merupakan tindakan terhadap
tingkah laku yang menyimpang yang sudah terlanjur terjadi agar penyimpangan itu
tudak berlarut-larut. Guru berusaha untuk menumbuhkan kesadaran akan
penyimpangan yang dibuat dan akhirnya akan menimbulkan kesadaran dan tanggung
jawab untuk memperbaiki diri melalui kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Langkah-langkah prosedur dimensi penyembuhan adalah:
- Mengidentifikasi masalah
Guru, pada langkah ini melakukan kegiatan untuk mengenal
atau mengetahui masalah-masalah manajemen kelas yang timbul dalam kelas.
Berdasar masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis-jenis penyimapangan
sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan
penyimpangan tersebut.
- Menganalisis masalah
Guru, pada langkah ini berusaha menganalisis
penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang dan sumber-sumber
dari penyimpangan itu. Setelah diketemukan hal-hal yang berkaitan dengan
penyimpangan tersebut guru kemudian melanjutkan usahanya yaitu menentukan
alternatif-alternatif penanggulangan atau penyembuhan penyimpangan itu.
- Menilai alternative-alternatif pemecahan
Guru, pada langkah ini adalah menilai dan memilih
alternative pemecahan masalah berdasar sejumlah alternative yang telah
tersusun. Memilih dalam arti
menentukan alternative mana yang paling tepat auntuk menanggulangi penyimpangan
peserta didik tersebut. Sesudah terpilih alternative pemecahan yang dianggap
tepat, selanjutnya guru melaksanakan alternative pemecahan itu.
- Mendapatkan balikan
Guru, pada langkah ini yang
didahului dengan langkah monitoring, melakukan kegiatan kilas balik. Kegiatan
kilas balik ini dimaksudkan untuk menilai keampuhan pelaksanaan dari
alternative pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan
yang direncanakan. Kegiatan kilas balik dapat dilaksanakan dengan mengadakan
pertemuan dengan para peserta didik.dalam pertemuan tersebut perlu dijelaskan:
maksud pertemuan dan manfaat pertemuan. Maksud pertemuan perlu dijelaskan oleh
guru sehingga peserta didik mengetahui serta mengajari bahwa pertemuan
diusahakan dengan penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan, baik untuk
peserta didik maupun sekolah. Manfaat pertemuan juga perlu dijelaskan karena dengan
mengetahui kemanfaatan pertemuan tersebut para peserta didik akan mengikuti
pertemuan itu dengan baik. Selain itu, perlu disikapi pengendalian perilaku
guru dalam pertemuan tersebut. Tunjukkan kepada para peserta didik bahwa guru
bukanlah orang sempurna atau tidak bebas dari kekurangan dan kelemahan.
Sehingga antara guru dan peserta didik diperoleh kesadaran untuk bersama-sama
belajar saling memperbaiki dan saling mengingatkan, yang semuanya itu untuk
kepentingan bersama.informasi yang diperoleh dari balikan ini merupakan bahan
yang sangat berguna untuk menilai program, dan akhirnya merupakan dasar
melakukan perbaikan program.
0 komentar:
Posting Komentar