Jumat, 04 Maret 2016

ASPEK FUNGSI MANAJEMEN KELAS

Tugas guru seperti mengontrol, mengatur atau mendisiplinkan peserta didik adalah tindakan guru yang sudah tidak tepat lagi. Dewasa ini aktivitas guru yang terpenting adalah memanajemeni, mengorganisir, dan mengkoordinasikan usaha atau aktivitas peserta didik menuju tujuan pembelajaran.
Memanajemeni kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis, dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas. Adapun aspek-­aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif dan kreatif (Lois V. Johnson dan Mary A. Bany, 1970).
Kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam manajemen kelas sebagai aspek-aspek manajemen kelas, seperti tertuang dalam Petunjuk Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar adalah berikut ini:
a.       Mengecek kehadiran siswa,
b.      Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut,
c.       Pendistribusian bahan dan/alat,
d.      Mengumpulkan informasi dari siswa,
e.       Mencatat atat data,
f.        Perneliharaan arsip,
g.      Menyampaikan materi pelajaran,
h.      memberikan tugas/PR.

Sementara itu hal-hal yang perlu diperhatikan para guru, khususnya guru baru dalam pertemuan pertama dengan siswa di kelas adalah:
a.    Ketika bertemu dengan siswa, guru harus:
1)      bersikap tenang dan percaya diri, .
2)      tidak menunjukkan rasa cemas, muka masam, atau sikap tidak simpatik.
3)      memberikan salam lalu memperkenalkan diri,
4)      memberikan format isian tentang data pribadi siswa atau guru menyuruh siswa menulis riwayat hidupnya secara singkat.
b.   Guru memberikan tugas kepada siswa dengan tertib dan lancar
c.    Mengatur tempat duduk siswa secara tertib dan teratur.
d.      Menentukan tata cara berbicara dan tanya jawab.
e.       Membuat denah kelas (tempat duduk siswa).
f.        Bertindak disiplin baik terhadap siswa maupun terhadap, diri serdiri (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:13).

Konsep dasar yang perlu dicermati dalam manajemen kelas adalah penempatan individu, kelompok, sekolah, dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Di samping sifat kelas peranan dan motif individu dalam kelompok, sifat-sifat kelompok, penyesuaian yang terjadi dalam perilaku kolektif, dan pandangan guru dalam mengajar.
Fungsi manajemen yang dipandang perlu dilaksanakan secara khusus oleh kepala Sekolah seperti tertuang dalam Petunjuk Pengelolaan Sekolah di Sekolah Dasar adalah berikut ini.
1)      Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti: membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menernukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerja sama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas,
2)      memelihara agar tugas­tugas itu dapat berjalan lancar.
a. Perencanaan
Perencanaan dapat dipandang sebagai suatu proses penentuan dan penyusunan rencana dan program-program kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang secara terpadu dan sistematis berdasarkan landasan, prinsip-prinsip dasar dan data atau informasi yang terkait serta menggunakan sumber-sumber daya lainnya (misal dana, sarana dan prasarana, prosedur, metode dan teknik) dalam rangka rnencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian produk perencanaan adalah rencana atau program yang berorientasi ke masa depan. Program seyogianya disusun secara lebih spesifik dan operasional.
Rencana tersebut hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1)      Rencana harus jelas
Kejelasan ini harus terlihat pada tujuan dan sasaran atau target yang hendak dicapai, jenis dan bentuk tindakan atau kegiatan yang akan dilaksanakan, siapa pelaksananya, prosedur, metode dan teknik pelaksanaannya, bahan dan peralatan yang diperlukan, waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.
2)      Rencana harus realistis
Hal ini mengandung arti bahwa rumusan tujuan, target atau sasaran harus mengandung harapan­-harapan yang memungkinkan dapat dicapai, baik yang menyangkut aspek kuantitatif maupun aspek kualitatifnya. Untuk itu harapan‑harapan tersebut harus disusun berdasarkan kondisi-kondisi dan kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya yang ada.
b)      Jenis dan bentuk kegiatannya harus relevan dengan tujuan dan target atau sasaran yang harus dicapai.
c)       Prosedur, metode, dan teknik pelaksanaannya harus relevan dengan tujuan dan target atau sasaran yang hendak dicapai serta harus memungkinkan kegiatan-kegiatan yang telah dipilih dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
d)      Sumber daya manusia yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut harus memiliki kemampuan-kemampuan dan motivasi serta aspek-aspek pribadi lainnya yang menjamin atau memungkinkan terlaksananya tugas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
e)    Rencana penggunaan sarana, prasarana, dan dana harus sesuai dengan tujuan, target atau sasaran yang hendak dicapai serta memungkinkan terlaksananya kegiatan-kegiatan secara efektif dan efisien.
f)       Jadwal kegiatan pelaksanaannya harus memungkinkan kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta sesuai dengan batas waktu yang telah direncanakan.
3) Rencana harus terpadu
a) Rencana harus memperlihatkan unsur-unsurnya, baik yang bersifat insani maupun non-insani sebagai komponen-komponen yang bergantung satu sama lain, berinteraksi dan bergerak bersama secara sinkron kearah tercapainya tujuan dan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
b) Rencana harus memiliki tata urut yang teratur dan disusun berdasarkan skala prioritas.
      b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses yang menyangkut perumusan dan rincian pekerjaan dan tugas serta kegiatan yang berdasarkan struktur organisasi formal kepada orang-orang yang memiliki kesanggupan dan kemampuan melaksanakannya sebagai persyaratan bagi terciptanya kerjasama yang harmonis dan optimal ke arah tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
       c.   Menggerakkan
Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk memberikan pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk melaksanakan tugas dan kegiatannya secara bersama-sama dalam rangka tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
 Fungsi ini perlu dilakukan oleh seorang kepala sekolah, karena:
1)      Adanya kenyataan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu pekerjaan, tugas atau kegiatan apabila is terdorong untuk memenuhi sesuatu kebutuhan.
2)      Sesudah perencanaan dan pengorganisasian dilakukan harus ditindaklanjutkan dengan pelaksanaan tugas.
3)      Fungsi ini perlu dilakukan sepanjang proses pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ragam dan tingkat kebutuhan seseorang. Dalam rangka melaksanakan fungsi ini ada beberapa teknik motivasi yang dapat digunakan oleh kepala sekolah, antara lain:
a.       pemberian pujian dan penghargaan,
b.      pemberian kepercayaan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, tugas atau kegiatan,
c.       pemberian peluang atau kesempatan untuk melakukan tindakan­tindakan yang bersifat kreatif inovatif,
d.      pemberian insentif atau imbalan,
e.       menciptkan iklim kerja yang harmonis dan menyenangkan,
f.        memberikan teladan yang baik,
g.      memberikan petunjuk atau nasihat,
h.      memberikan teguran atau sanksi,
i.        menyediakan peralatan dan bahan yang sesuai esuai dengan tugas dan kegiatan serta sesuai- dengan kondisi sekolah,
j.        memberikan layanan yang layak untuk keperluan kenaikan pangkat atau promosi, dan sebagainya,
k.      memberikan hasil pekerjaan atau kegiatan kepada guru yang bersangkutan sebagai umpan balik,
l.        memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para guru.
    d. Memberikan arahan
Fungsi ini menyangkut upaya kepada sekolah untuk memberikan informasi, petunjuk, serta bimbingan kepada guru yang dipimpinnya agar terhindar dari penyimpangan, kesulitan atau kegagalan dalam melaksanakan tugas.
Fungsi ini berlaku sepanjang proses pelaksanaan program kegiatan. Pelaksanaan fungsi ini dapat berupa kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1)      Memberikan penjelasan atau petunjk-petunjuk tentang tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru.
2)      Memberikan penjelasan atau petunjuk secara garis besar tentang cara-­cara melaksanakan tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap guru.
3)      Memberikan gambaran yang jelas tentang cara-cara kerja yang dapat menghindarkan guru dari penyimpangan, kesulitan atau kegagalan.
4)      Membangkitkan dan membina rasa tanggung jawab moral pada diri setiap guru yang dipimpinnya atas keberhasilan pekerjaan, tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakannya.
5)      Memberikan perhatian, peringatan serta bimbingan pada saat-saat tertentu terutama ketika guru yang bersangkutan sedang mengalami kesulitan atau masalah dalam pelaksanaan tugasnya.
      e. Pengkoordinasian
Fungsi ini menyangkut upaya kepala sekolah untuk menyelaraskan gerak langkah dan memelihara prinsip taat asas (konsistensi) pada setiap dan seluruh guru dalam melaksanakan seluruh tugas dan kegiatannya agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah direncanakan. Hal ini dilakukan kepala sekolah melalui pembinaan kerja sama antar guru dan, antara guru dengan pihak-pihak luar yang terkait. Di samping itu penyelarasan dan ketaatan pada asas diupayakan agar antar fungsi manajemen yang satu dengan yang lain seluruhnya berorientasi pada tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
     f. Pengendalian
Fungsi ini mencakup upaya kepala sekolah untuk:
1)   Mengamati seluruh aspek dan unsur persiapan dan pelaksanaan pro­gram-program kegiatan yang telah direncanakan.
2)   Menilai seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang ada dapat mencapai sasaran-sasaran dan tujuan.
3)   Mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan beserta faktor-faktor penyebabnya.
4)   Mencari dan menyarankan/menentukan cara-cara pemecahan masalah­-masalah tersebut.
5)   Mengujicobakan/menerapkan cara pemecahan masalah yang telah dipilih guna menghilangkan atau mengurangi kesenjangan antara harapan dan kenyataan tersebut.
Dengan demikian, dalam melaksanakan fungsi ini seorang kepala sekolah dapat menggunakan sekurang-kurangnya tiga pendekatan, yaitu
1)      Pengendalian yang bersifat pencegahan
2)      Pengendalian langsung
3)      Pengendalian yang bersifat perbaikan

g.  Inovasi
Fungsi inovasi menyangkut upaya kepala sekolah untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan diri para guru untuk melakukan tindakan-tindakan atau usaha-usaha yang bersifat kreatif inovatif. Dengan demikian, kepala sekolah dan guru-guru perlu mencari atau menciptakan cara-cara kerja atau hal-hal yang baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Sekurang-kurangnya mereka diharapkan mau dan mampu memodifikasi hal-hal atau cara-cara baru yang lebih baik atau lebih efektif dan efisien. Kondisi demikian perlu diciptakan di sekolah agar pembaharuan pendidikan dapat muncul dari warga sekolah. Sebab, hal ini akan menumbuhkan sikap dan daya kreatif warga sekolah.
Dalam melakukan fungsi ini kepala sekolah perlu memperhatikan hal­hal berikut ini:
1)      Harus disadari bahwa sesuatu yang baru belum tentu lebih baik dari yang lama,
2)   Jika mampu menemukan atau menciptakan sesuatu hal atau cara baru, tidak perlu memandang rendah yang lama,
3)      Jika menyangkut hal-hal yang amat pokok seperti kurikulum nasional, pendekatan belajar-mengajar yang baru, dan sebagainya, maka upaya itu perlu dikonsultasikan kepada pihak-pihak yang berwenang dilingkungan departemen pendidikan dan kebudayaan (Dirjen Puod Dan Dirjen Dikdasmen, 1996:10-18).

Mengacu pada konsep dan fungsi menajemen kelas maka dapat dikemukakan bahwa manajemen kelas tidak lain menunjuk kepada tiga hal yaitu: pengaturan siswa, memelihara lancarnya penugasan, dan pengaturan fasilitas fisik.

0 komentar:

Posting Komentar