Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang
diharapkan akan efektif apabila: pertama, diketahui secara cepat faktor-faktor
yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses
pembelajaran, kedua, dikenal masalah-masalah
yang diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat merusak iklim
pembelajaran, ketiga, dikuasainya berbagai
pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu pendekatan digunakan.
Perlu disadari bahwa kerja dalam dunia
pendidikan, khususnya
dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas,
tidak bisa bertindak seperti seorang juru masak dengan buku resep masakannya.
Suatu masalah yang timbul mungkin dapat
berhasil diatasi dengan cara tertentu pada saat tertentu dan untuk seorang atau sekelompok
peserta didik tertentu. Akan tetapi
cara tersebut mungkin tak dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah yang sama, pada waktu yang berbeda,
terhadap seorang atau sekelompok peserta didik yang lain.
Dengan mengkaji
konsep dasar pengelolaan kelas, dan mempelajari berbagai pendekatan pengelolaan dan
mencobanya dalam berbagai
situasi kemudian dianalisis, akibatnya
secara sistematis diharapkan agar setiap guru akan dapat mengelola
proses pembelajaran secara lebih baik. Kondisi yang menguntungkan di dalam
kelas merupakan prasyarat utama bagi
terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
Menurut Swardi (2008:107)
Istilah pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yakni kata ”"Pengelolaan”
dan kata ”kelas”. Kata
pengelolaan memiliki makna yang sama dengan management dalam Bahasa Inggris, selanjutnya dalam
Bahasa Indonesia menjadi manajemen, menurut
Manulang dalam Swardi, manajemen dapat diartikan sebagai seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan, dan pengawasan dari pada
sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Pengertian Kelas menurut Hamalik, adalah
sekelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru. Sementara Suharsimi menyebutkan
bahwa kelas berarti sekelompok siswa
dalam waktu yang sama menerima pelajaran dari guru yang sama. Kedua
pengertian tersebut, kelas dapat diartikan pada kelompok orang.
Menurut Djamarah
& Zaini dalam Swardi (2008:108) Secara sederhana
pengelolaan kelas berarti kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan
pengajaran. Sedangkan menurut Mulyasa (2007:91). Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Beberapa prinsip yang
harus diperhatikan dalam pengelolaan
kelas adalah (1) kehangatan dan keantusiasan, (2) tantangan, (3) bervariasi,
(4) luwes, (5)
penekanan tantangan pada hal-hal
positif, dan (6) penanaman disiplin diri.
Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut:
1. Penciptaan dan pemeliharaan iklim
pembelajaran yang optimal.
a.
Menunjukkan
sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama, mendekati, memberikan
pernyataan dan memberikan reaksi terhadap gangguan di kelas.
b.
Membagi
perhatian secara visual dan verbal.
c.
Memusatkan
perhatian kelompok dengan cara menyiapkan peserta didik
dalam pembelajaran.
d.
Memberi petunjuk yang jelas.
e.
Memberi teguran secara
bijaksana.
f.
Memberi penguatan ketika
diperlukan.
2. Keterampilan
yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang
optimal.
a. Modifikasi perilaku.
1)
Mengajarkan perilaku baru
dengan contoh dan pembiasaan.
2)
Meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan.
3)
Mengurangi
perilaku buruk dengan hukuman.
b. Pengelolaan kelompok dengan cara :
1)
Peningkatan
kerja sama dan keterlibatan.
2)
Menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul.
c. Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.
1)
Pengabdian
yang direncanakan.
2)
Campur
tangan dengan isyarat.
3)
Mengawasi secara ketat.
4)
Mengakui perasaan negatif
peserta didik.
5)
Mendorong
peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya.
6)
Menjauhkan benda-benda yang dapat menganggu konsentrasi.
7)
Menyusun kembali program
belajar.
8)
Menghilangkan
ketegangan dengan humor.
9)
Mengekang secara fisik.
Dengan demikian, pengelolaan kelas dan pengelolaan
pembelajaran adalah dua kegiatan yang
sangat erat hubungannya, namun dapat
dan harus dibedakan satu sama lain karena tujuannya berbeda. Kalau pembelajaran mencakup semua kegiatan
yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai
tujuan-tujuan khusus pembelajaran; menyusun rencana pembelajaran, memberi informasi, bertanya, menilai dan lain sebagainya, maka manajemen kelas menunjukan kepada kegiatan-kegiatan yang
menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
pembelajaran. (pembinaan “report”, menghentikan perilaku peserta didik
yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian
ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh penetapan norma
kelompok yang produktif, dan sebagainya).
Dengan kata lain, di dalam proses
pembelajaran di sekolah dapat dibedakan adanya dua kelompok
masalah yaitu masalah pengajaran dan masalah pengelolaan kelas.
Masalah pengelolaan kelas
harus ditanggulangi dengan
tindakan korektif pengelolaan, sedangkan masalah pembelajaran harus
ditanggulangi dengan tindakan korektif instruksional.
Peserta didik yang enggan ambil bagian di dalam kegiatan kelompok karena
merasa ditolak oleh kelompok lain (masalah
pengelolaan) tidak dapat ditanggulangi dengan kegiatan menjadi lebih menarik (tidak instruksional), meskipun memang tidak dapat dibantah bahwa
penarikan diri peserta didik tersebut akan menghalangi tercapainya tujuan
khusus pembelajaran yang hendak dicapai melalui kegiatan kelompok yang dimaksud. Sebaliknya hubungan antar pribadi
(interpersonal) yang baik antara guru dengan peserta didik (suatu petunjuk
keberhasilan pengelolaan) tidak dengan
sendirinya menjamin bahwa proses pembelajaran akan menjadi efektif. Yang jelas,
pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi
terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
Sebagai pemberian dasar serta penyiapan kondisi
bagi terjadinya proses belajar yang efektif, pengelolaan kelas menunjuk kepada
pengaturan orang (dalam hal ini terutama peserta
didik) maupun pengaturan fasilitas. Fasilitas ini mencakup pengertian yang luas dari ventilasi,
penerangan, tempat duduk, sampai
dengan perencanaan program pembelajaran yang tepat. Sudah barang tentu yang belakangan ini, terutama yang lebih merupakan pengaturan
perangkat lunak (soft ware) telah memasuki kawasan pengajaran.
Sedangkan tujuan manajemen kelas adalah:
a.
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai
lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
b.
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi
pembelajaran.
c.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar
yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa dalam
kelas.
d.
Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang
sosial, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:2).
Terima kasih materinya bagus
BalasHapusSama sama semoga bermanfaat
BalasHapus