Kamis, 03 Maret 2016

PENGERTIAN DAN TUJUAN MANAJEMEN KELAS

Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan efektif apabila: pertama, diketahui secara cepat faktor-­faktor yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses pembelajaran, kedua, dikenal masalah-masalah yang diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat merusak iklim pembelajaran, ketiga, dikuasainya berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu pendekatan digunakan.
Perlu disadari bahwa kerja dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas, tidak bisa bertindak seperti seorang juru masak dengan buku resep masakannya. Suatu masalah yang timbul mungkin dapat berhasil diatasi dengan cara tertentu pada saat tertentu dan untuk seorang atau sekelompok peserta didik tertentu. Akan tetapi cara tersebut mungkin tak dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah yang sama, pada waktu yang berbeda, terhadap seorang atau sekelompok peserta didik yang lain.
Dengan mengkaji konsep dasar pengelolaan kelas, dan mempelajari berbagai pendekatan pengelolaan dan mencobanya dalam berbagai situasi kemudian dianalisis, akibatnya secara sistematis diharapkan agar setiap guru akan dapat mengelola proses pembelajaran secara lebih baik. Kondisi yang menguntungkan di dalam kelas merupakan prasyarat utama bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
Menurut Swardi (2008:107) Istilah pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yakni kata ”"Pengelolaan” dan kata ”kelas”. Kata pengelolaan memiliki makna yang sama dengan management dalam Bahasa Inggris, selanjutnya dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen, menurut Manulang dalam Swardi, manajemen dapat diartikan sebagai seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan dari pada sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Kelas menurut Hamalik, adalah sekelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru. Sementara Suharsimi menyebutkan bahwa kelas berarti sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran dari guru yang sama. Kedua pengertian tersebut, kelas dapat diartikan pada kelompok orang.
Menurut Djamarah & Zaini dalam Swardi (2008:108) Secara sederhana pengelolaan kelas berarti kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. Sedangkan menurut Mulyasa (2007:91). Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah (1) kehangatan dan keantusiasan, (2) tantangan, (3) bervariasi, (4) luwes, (5) penekanan tantangan pada hal-­hal positif, dan (6) penanaman disiplin diri.
Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut:
1.   Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal.
a.       Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama, mendekati, memberikan pernyataan dan memberikan reaksi terhadap gangguan di kelas.
b.      Membagi perhatian secara visual dan verbal.
c.       Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan peserta didik dalam pembelajaran.
d.      Memberi petunjuk yang jelas.
e.       Memberi teguran secara bijaksana.
f.        Memberi penguatan ketika diperlukan.

2.  Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
a.    Modifikasi perilaku.
1)      Mengajarkan perilaku baru dengan contoh dan pembiasaan.
2)      Meningkatkan perilaku yang baik melalui penguatan.
3)      Mengurangi perilaku buruk dengan hukuman.
b.   Pengelolaan kelompok dengan cara :
1)        Peningkatan kerja sama dan keterlibatan.
2)        Menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul.
c. Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.
1)      Pengabdian yang direncanakan.
2)      Campur tangan dengan isyarat.
3)      Mengawasi secara ketat.
4)      Mengakui perasaan negatif peserta didik.
5)      Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya.
6)      Menjauhkan benda-benda yang dapat menganggu konsentrasi.
7)      Menyusun kembali program belajar.
8)      Menghilangkan ketegangan dengan humor.
9)      Mengekang secara fisik.

Dengan demikian, pengelolaan kelas dan pengelolaan pembelajaran adalah dua kegiatan yang sangat erat hubungannya, namun dapat dan harus dibedakan satu sama lain karena tujuannya berbeda. Kalau pembelajaran mencakup semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pembelajaran; menyusun rencana pembelajaran, memberi informasi, bertanya, menilai dan lain sebagainya, maka manajemen kelas menunjukan kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses pembelajaran. (pembinaan “report”, menghentikan perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif, dan sebagainya). Dengan kata lain, di dalam proses pembelajaran di sekolah dapat dibedakan adanya dua kelompok masalah yaitu masalah pengajaran dan masalah pengelolaan kelas.
Masalah pengelolaan kelas harus ditanggulangi dengan tindakan korektif pengelolaan, sedangkan masalah pembelajaran harus ditanggulangi dengan tindakan korektif instruksional. Peserta didik yang enggan ambil bagian di dalam kegiatan kelompok karena merasa ditolak oleh kelompok lain (masalah pengelolaan) tidak dapat ditanggulangi dengan kegiatan menjadi lebih menarik (tidak instruksional), meskipun memang tidak dapat dibantah bahwa penarikan diri peserta didik tersebut akan menghalangi tercapainya tujuan khusus pembelajaran yang hendak dicapai melalui kegiatan kelompok yang dimaksud. Sebaliknya hubungan antar pribadi (interpersonal) yang baik antara guru dengan peserta didik (suatu petunjuk keberhasilan pengelolaan) tidak dengan sendirinya menjamin bahwa proses pembelajaran akan menjadi efektif. Yang jelas, pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
Sebagai pemberian dasar serta penyiapan kondisi bagi terjadinya proses belajar yang efektif, pengelolaan kelas menunjuk kepada pengaturan orang (dalam hal ini terutama peserta didik) maupun pengaturan fasilitas. Fasilitas ini mencakup pengertian yang luas dari ventilasi, penerangan, tempat duduk, sampai dengan perencanaan program pembelajaran yang tepat. Sudah barang tentu yang belakangan ini, terutama yang lebih merupakan pengaturan perangkat lunak (soft ware) telah memasuki kawasan pengajaran.
Sedangkan tujuan manajemen kelas adalah:
a.    Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
b.    Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
c.    Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.

d.    Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:2).

2 komentar: